Sebagaimana yang dijanjikan, Biro IT memaparkan sedikit gambar-gambar sekitar Program Korban Papisma Bersama Masyarakat pada 10 Zulhijjah 1430H yang lalu. Sesampainya kami ke lokasi, korban pertama dilakukan...
Lembu kuning Papisma baru saja dikorbankan.
Para petugas sukarelawan sedang melapah dagingnya...
...untuk dibahagi-bahagikan.
Lembu kedua (hitam) pula sedang bersedia untuk dibawa ke 'pusat penyembelihan'.
Mengikut saja ke mana akan dibawa...
Pengerusi Papisma Terengganu tidak ketinggalan merakamkan peristiwa itu menggunakan kamera videonya.
Bersama 3 orang anak daranya yang turut menjadi bodyguard. Hehe...
Lembu hitam Papisma ini ternyata bukan calang-calang lembu. Lebih sepuluh minit para petugas bertungkus-lumus untuk menumbangkannya...
Akhirnya berjaya juga kakinya dijerut...
Dan ditumbangkan...
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! begitulah laungan takbir sebelum melakukan penyembelihan.
“Tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada Hari Raya Korban yang lebih disukai Allah melainkan menumpahkan darah (menyembelih binatang korban). Sesungguhnya binatang korban itu akan datang pada Hari Kiamat bersama tanduk, kuku dan bulunya dan Allah memberi pahala ibadah korban itu sebelum darah binatang korban itu jatuh ke bumi. Oleh itu, elokkanlah korban kamu.” (HR At-Tirmidzi)
“Wahai Fatimah! Pergilah ke tempat (penyembelihan) korbanmu dan saksikanlah ia, sesungguhnya titisan darahnya yang pertama itu adalah merupakan pengampunan bagimu di atas dosa-dosamu yang telah lalu.” (HR Al-Hakim)
"Tak takut darah ke dik?" Anak-anak K. Han cukup setia bersama sehingga program selesai.
Lembu segera dilapah...
Pengarah Program, Dr. Md. Arif (baju coklat) turut membantu.
Sibuk benar Dr. Roslan (baju hijau) mengambil video bagi dijadikan kenangan. Kalau sempat masuk dalam Youtube ye...
Anggota lembu digantung bagi memudahkan untuk dipotong-potong dan diasing-asingkan. Mudah dan menjimatkan ruang. Macam penjual daginglah jugak kan...
Daging lembu pertama yang sudah siap dipotong-potong dibahagi tujuh dan ditimbang agar sama rata. Kelihatan Dr. Roslan, Dr. Md. Arif dan Dr. Nor Haizi turut membantu.
"Ish... tumpul pulak parang ni!"
Daging lembu kedua pula dibahagi-bahagi.
Ditimbang...
... dan diagih-agihkan menjadi tujuh bahagian.
Turut membantu dan memeriahkan program... hehe.. Dr. Norhaizi dan anaknya yang ketiga serta anak-anak K. Han.
Alhamdulillah, selesai sudah Program Korban Papisma Bersama Masyarakat kali pertama ini. Program yang telah dirancang sejak tahun lepas akhirnya berjaya dianjurkan pada tahun ini. InsyaAllah mudah-mudahan ia akan menjadi program tetap Papisma Terengganu untuk tahun-tahun akan datang.
Kuala Terengganu, 27 November 2009 (10 Zulhijjah 1430H)- Hari ini, Papisma Terengganu telah menempa satu sejarah baru apabila menjadikan Hari Raya Korban sebagai medan untuk berbakti kepada masyarakat. Hasil daripada kerjasama ahli-ahli Papisma Terengganu, Program Korban Papisma Bersama Masyarakat di bawah kendalian Dr. Md. Arif Ibrahim telah berjaya mengumpulkan kira-kira 100 ahli masyarakat yang miskin untuk menerima daging korban. 2 ekor lembu telah dikorbankan di perkarangan rumah ibu Dr. Md. Arif sendiri, di Kg. Titian Baru, 8 km dari Bandaraya Kuala Terengganu. Hasil kerjasama penduduk setempat, kerja-kerja menyembelih, melapah dan membahagikan daging yang dimulakan kira-kira pukul 3 petang itu telah selesai kira-kira pukul 4.30 petang.
Seterusnya, daging-daging itu dibungkus di dalam bekas-bekas kecil untuk diserahkan kepada wakil petugas untuk diedarkan kepada mereka yang telah disenaraikan.
Meskipun kehadiran wakil Papisma tidak menggalakkan ekoran terpaksa balik ke kampug masing-masing pada Hari Raya Aidil Adha ini, namun program telah dimeriahkan oleh penduduk setempat yang ringan tulang membantu sebagai amal bakti pada hari yang mulia ini.
Pengerusi Papisma Terengganu, yang juga turut hadir ke program ini melahirkan rasa syukur kerana program yang julung-julung kali diadakan ini mendapat sambutan daripada ahli-ahli. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada Pengarah Program, Dr. Md. Arif Ibrahim di atas cetusan idea dan kesungguhannya telah menjayakan program seumpama ini.
Mudah-mudahan program seumpama ini akan dapat menjadi program tahunan Papisma Terengganu dan menjadi contoh kepada Papisma cawangan lain demi kepentingan masyarakat miskin dan marhain.
Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga dan segenap sahabatnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari Rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'Anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada hari di mana amal soleh pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, iaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fisabilillah? Beliau menjawab : Tidak juga jihad fisabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun". Imam Ahmad Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'Anh, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ertinya : "Tidak ada hari yang paling agong dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".
MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN [1]. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:"Artinya : Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga".
[2]. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah. Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadis Qudsi :"Artinya : Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku". Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Artinya : Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". [Hadits Muttafaq 'Alaih]. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Artinya : Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya".
[3]. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut. Sebagaimana firman Allah Ta'ala."Artinya : .... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ...". [Al-Hajj : 28].Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma."Artinya : Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid". [Hadits Riwayat Ahmad]. Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu""Artinya : Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah(Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah". Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah."Artinya : Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu ...". [Al-Baqarah : 185]. Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do'a, kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan. [4]. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa. Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda."Artinya : Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" [Hadits Muttafaq 'Alaihi].
[5]. Banyak Beramal Shalih. Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.
[6]. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.
[7]. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-hari Tasyriq. Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.Artinya : Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". [Muttafaq 'Alaihi].
[8]. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban.Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'Anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda."Artinya : Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari(memotong) rambut dan kukunya". Dalam riwayat lain :"Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban".Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah."Artinya : ..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". [Al-Baqarah : 196]. Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.
[9]. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya. Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.
[10]. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas. Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.
20 Nov. 2009, Jumaat - Papisma sekali lagi terlibat dalam program berkhatan sempena cuti sekolah kali ini dengan menganjurkan program bersama Skuad Waja Kuala Terengganu. Program berkhatan itu telah diadakan di Rumah Rehat Al-Ansar bersebelahan Masjid Pengadang Baru, Kuala Terengganu. Papisma telah disertai oleh 6 orang doktor iaitu Dr. Roslan, Dr. Rosli (Ketua), Dr. Tuan Mohd. Fairuz, Dr. Faiz, Dr. Hafiz dan Dr. Yusof. Mr. Husin juga hadir tetapi sebagai pemerhati sahaja. Wakil-wakil Medical Assistant yang terlibat adalah dari Hulu Terengganu seramai 8 orang yang diketuai oleh En. Wan Azmi.
Banner yang digantung di beberapa tempat sebagai iklan dan promosi untuk program berkhatan kali ini.
More... Seramai 38 kanak-kanak telah berjaya dikhatankan meskipun pendaftaran yang telah dilakukan adalah seramai lebih-kurang 70 orang. Mungkin keadaan hujan yang berterusan dari pagi hingga tengahari telah menyukarkan mereka untuk hadir hari ini. Program yang dimulakan seawal 8.30 pagi itu telah berakhir kira-kira pukul 12 tengahari.Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar.
Wakil-wakil Papisma yang terdiri, dari kiri; Dr. Faiz, Dr. Hafiz, Dr. Tuan Mohd. Fairuz, Dr. Rosli dan Dr. Yusof.
Pendaftaran berkhatan sedang dilakukan oleh adik-adik dari Skuad Waja
.
Bahagian kaunter penerangan dan ubat di sebelah dalam. Kelihatan di dalam singlet bag berwarna kuning itu adalah panduan selepas berkhatan dan ubat-ubatan.
Adik-adik memakai baju rasmi yang tertulis "Skuad Waja Negeri Terengganu".
Ahli-ahli Skuad Waja yang lain juga tidak melepaskan peluang untuk turut memeriahkan program kali ini.
Termasuklah Setiausaha Skuad Waja, Ust. Fizol (kiri) dan Pengerusi, Ust. Al-Ghazali (kanan).
Dr. Rosli sedang mengkatankan seorang peserta sambil dibantu oleh Dr. Faiz.
Wah... rileks nampak! Dr. Fairuz sempat berehat seketika sementara menunggu peserta seterusnya. Sebelah kiri adalah Dr. Yusof.
Tn. Hj. Anwar sedang membius seorang peserta berkhatan sambil diperhatikan oleh En. Muin.
En. Zukri sedang mengkhatankan seorang peserta dengan dibantu oleh En. Zainal.
En. Zumaini sedang mengkhatankan peserta termuda program berkhatan kali ini yang baru berusia 6 tahun.
AJK yang paling sibuk hari ini iaitu adik Hakim dar Skuad Waja yang mengurus dan mengatur jadual agar program berjalan dengan lancar.
Program berkhatan kali ini cukup special kerana jamuan juga disediakan oleh pihak urusetia untuk para petugas dan semua yang hadir.
Meskipun hanya nasi minyak dan 'gulai kawah', namun rasanya cukup istimewa dan menyelerakan.
En. Wan Azmi dan pembantu setianya sedang menikmati nasi minyak gulai kawah semasa berehat setelah penat mengkhatankan peserta.
Team berkhatan Medical Assistant dari Hulu Terengganu sedang berehat setelah menikmati jamuan sambil menunggu peserta seterusnya.
InsyaAllah ada dua lagi program Papisma yang akan berlangsung semasa cuti sekolah ini iaitu pada 4 dan 11 Disember Nantikan berita bergambar seterusnya...
(Biro IT) Berikut adalah catatan wakil Papisma yang sempat ke Padang Indonesia dalam misi kemanusiaan bagi membantu saudara seIslam yang dilanda musibah.
Catatan Di Padang, Indonesia (Oleh Ibnu Amir)
Kejadian gempa bumi berskala 7.6 Mw berlaku pada pukul 5 petang waktu tempatan 30 eptember 2009 berhampiran Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia telah mengorbankan ramai nyawa dan harta benda. Menurut laporan,kerajaan mengesahkan 1,115 kematian, 1,214 cedera parah dan 1,688 cedera ringan.Manakala kira-kira 135,000 rumah rosak teruk, 65,000 sederhana rosak dan 79,000 rosak sedikit. Walaupun di Malaysia, kesannya tidak begitu di rasai, namun sebagai orang islam, kesengsaraan dan penderitaan yang di alami oleh saudara seislam perlu sama-sama di hayati dan pertolongan yang termampu mesti di hulurkan bagi meringankan beban bahu yang memikul.
Sabda Rasulullah s.a.w : Perumpamaan orang yang beriman itu pada kasih sayang mereka seumpama satu tubuh, jika satu dari anggota tubuh itu mengalami kesakitan, ianya turut di rasai oleh seluruh anggota tubuh pada kesakitan dan berjaga malam kerananya.
PELUANG MEMBANTU
Saya berpeluang untuk pergi ke Padang,Indonesia bersama teman-teman dari Yayasan Amal Malaysia(YAM) pada 7hb November 2009 baru-baru ini. YAM telah menghantar sukarelawannya beberapa kali semenjak gempa bumi itu berlaku bagi membantu penduduk di sana membina kembali kehidupan mereka pasca gempa bumi.
CATATAN HARIAN
7hb November 2009
Hari ini,pukul 3 pagi lagi saya sudah terjaga. Bersiap-siap dan terus bertolak dari Shah Alam ke LCCT bersama isteri dan ibu mertua saya. Selesai solat subuh di surau,saya mencari-cari anggota rombongan,namun seorang pun daripada mereka tidak kelihatan. Langsung saya menyalami isteri dan ibu mertua dan terus masuk ke balai berlepas kerana khuatir saya sudah di tinggalkan oleh ahli rombongan. Rupa-rupanya, penerbangan di jadualkan pada pukul 8 pagi dan mereka semua masih di luar.
Saya berjumpa semua ahli rombongan dari YAM dan kami check in bersama-sama. Tepat pukul 8 pagi,kapal terbang Air Asia berlepas meninggalkan Malaysia menuju ke Sumatera Barat, Indonesia. Tak sampai 1 jam, kami sudah mendarat di Lapangan Terbang Internasional, Minangkabau.
Kami di sambut oleh 2 pemuda dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syukrillah yang masih menuntut di Universiti Riau dalam fakulti Ilmu Pemerintahan dan Azimu yang merupakan AJK PKS daerah Padang Pariaman. Dari lapangan terbang, kami di bawa menaiki Kijang Innova (Jenama Toyota di Indonesia ) ke Posko Belinang ( Pos Koordinasi Bekasi Peduli Minang ) yang terletak di Padang Pariaman. Sempat lagi kami singgah untuk makan Nasi Padang di Restoran Lamun Ombak yang menurut mereka ialah tempat wajib bagi pelancong ke Sumatera. Memang sedap lauk pauk di sana dan sehingga hari ini saya masih teringatkan Kepala Ikan Merah Masak Lemak Cili Padi dan Air Jus Avokado.
Di Malaysia,saya terbayangkan semua bangunan di Padang sudah runtuh dan kami yang datang terpaksa duduk di dalam khemah tanpa bekalan air dan elektrik. Mujurlah, penempatan kami ialah surau separa siap yang terselamat dari kesan gempa dengan sumber air dari bawah tanah yang di pam dengan dapur kecil di belakang surau untuk kami memasak. Syukur, alhamdulillah.
Belum pun sempat saya merehatkan badan, Ustaz Arif dari PKS mengajak saya dan beberapa orang dari YAM untuk turut serta dengan program kesihatan gabungan 7 sekolah dengan Lembaga Perikanan Indonesia. ” Bolehlah pak doktor bercakap-cakap sama pelajar-pelajar tentang penjagaan kesihatan pasca gempa ” kata Ustaz Arif. ” Aduh,apa yang aku nak cakap nanti. Nak cakap Bahasa Malaysia, mesti budak-budak tu tak faham. Kalau cakap Indonesia, aku sendiri yang tak faham ” fikir aku di dalam hati.
Sampai di sana, Ustaz Wan Faizul dari YAM memulakan dengan motivasi dan nasyid-nasyid yang memberi semangat.Tiba masa untuk saya menyampaikan ceramah kesihatan, dan hasilnya, saya sendiri tidak faham apa yang saya ceramahkan gara-gara ingin meng’adjust’ kepada bahasa mereka.
Majlis selesai lebih kurang pukul 12.30 tengahari dengan pembahagian berus gigi,susu dan nasi berlauk ikan kepada semua pelajar. Kami balik ke Posko dan terus tertidur keletihan. Sedar-sedar,jam sudah menunjukkan jam 4 petang.
Saya mengambil kesempatan untuk meninjau sungai di belakang surau tersebut. Menurut cerita Ustaz Arif, ikan-ikan di dalam sungai itu di larang untuk di tangkap kecuali sehari dalam setahun iaitu semasa perayaan Maulidur Rasul. Itu kesepakatan ahli kampung dan sesiapa yang melanggar peraturan perlu membayar denda. Memang betul-betul menguji keimanan melihatkan ikan-ikan kelah yang harganya mencecah RM 80 seekor bermain-main di pinggir sungai seolah-olah tahu dengan peraturan yang menyelamatkan spesies mereka itu.
Lebih kurang pukul 5 petang, rombongan kedua YAM sampai dengan selamat menambahkan anggota sukarelawan seramai 12 orang ( 6 lelaki dan 6 perempuan ). Kami bersiap-siap untuk solat Maghrib dan selesai solat,kami bermesyuarat untuk gerak kerja kemanusiaan yang akan di teruskan pada esok hari.
Kami di bahagikan kepada 3 kumpulan iaitu:
Kumpulan Pertama: Kumpulan yang membina rumah bagi menggantikan rumah yang telah runtuh. Kumpulan Kedua: Kumpulan menggali perigi untuk sumber air yang bersih. Kumpulan Ketiga: Kumpulan yang memberikan khidmat kesihatan di sekolah dan kampung.
Seperti yang di jangkakan, saya di tugaskan di dalam kumpulan ketiga bersama Ustaz Abu Bakar, Ustaz Wan Faizul dan 6 muslimat yang lain. Terus saya menyelongkar stor masjid yang menempatkan ubat-ubatan sumbangan NGO yang datang sebelum kami yang kelihatan belum di sentuh lagi.
Selesai semuanya lebih kurang pukul 10 malam, kami semua tidur dengan berhimpit-himpit antara satu sama lain dengan lena sekali.Semoga lebih bertenaga untuk berbakti kepada saudara seislam di Padang esok hari.
Kepada sanak saudara, sahabat-sahabat dan seluruh umat Islam yang telah dijemput oleh Allah Rabbul Jalil untuk menjadi tetamu-Nya... jutaan tahniah kami ucapkan dan selamat menunaikan ibadat haji. Mudah-mudahan kalian mendapat haji yang mabrur. Sesungguhnya keputusan kalian untuk menunaikan haji merupakan suatu keputusan yang terbaik. Biarpun seribu satu halangan yang terpaksa ditempuh, namun kalian telah memilih Allah untuk mengabdikan diri. Mudah-mudahan kalian akan terus ikhlas dalam beribadat yang menjadi kunci agar segala amal ibadat kalian diterima Allah... Firman Allah, "Tunaikanlah haji dan umrah kerana Allah". (Al-Baqarah: 196). More... Mengerjakan haji dan umrah itu amat besar ganjaran di sisi Allah. Dari Aishah radhiallahu'anha (r.ha) bahawa beliau pernah bertanya Baginda SAW, " Wahai Rasulullah, kami mendapati bahawa jihad itu adalah amalan yang paling baik. Bolehkah kami keluar berjihad? Jawab Baginda, "Tidak, tetapi jihad yang paling baik ialah haji mabrur. (HR Bukhari).
Dari Abdullah bin Masu'd radhiallahu'anhu (r.a) bahawa Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam (SAW) bersabda, "Hubungkanlah sekalian kamu antara haji dan umrah kerana ia menghapuskan dosa dan kemiskinan seperti menghembus tukang besi akan kotoran besi, emas dan perak. (HR Tirmizi).
Sabda Rasulullah SAW, "Sesiapa yang menunaikan haji kerana Allah dan tidak dicemari perkara dosa dan maksiat, dia akan kembali seperti hari pertama dia dilahirkan. (HR Bukhari).
Dari Ubadah bin Samit, menyatakan mengenai wukuf di Arafah, Allah berkata kepada malaikat, "Wahai malaikat, apakah yang dibawa -hambaku pada hari ini?" Jawab malaikat, "Mereka datang membawa harapan iaitu keredaan-Mu dan mengharapkan syurga-Mu". Allah menjawab, "Wahai malaikat, sesungguhnya aku menjadi saksi bahawa segala dosa mereka diampunkan walaupun sebilangan pasir di pantai".
Adapun ketika melontar jamrah, bagi setiap anak batu yang dilontar akan menghapuskan satu dosa besar. Ketika tawaf dilakukan, malaikat akan datang dengan meletakkan tangannya di bahu orang yang sedang bertawaf dan berkata, "Teruskanlah melakukan amalan kebaikan, sesungguhnya kesalahan kamu yang lalu sudahpun diampunkan. (HR Tabrani).
Berpandukan hadis di atas, Ibnu Hajar di dalam fatwanya menyatakan bahawa segala dosa sama ada kecil atau besar akan diampunkan Allah SWT.
Sabda Rasulullah, "Haji mabrur itu tiada balasan lain, melainkan syurga". Imam Nawawi di dalam syarah Muslim berpendapat bahawa orang yang mengerjakan haji itu bukan saja dosanya diampunkan malah mereka akan mendapat balasan yang lebih daripada itu iaitu syurga.