(Kaki Kayu)
Perasaanku meronta-ronta untuk menyiarkan berita ini. Meskipun aku yakin bahawa masyarakat dunia telah tahu, namun aku rasa, aku ingin kongsikan juga untuk tatapan sahabat semua. Biarlah ianya merupakan cerita yang berulang-ulang. Versi ini akan aku paparkan dalam bahasa Malaysia untuk menampakkan sedikit kelainan.
Berita ini tidak ada kena mengena dengan sokonganku kepada aktiviti pengeboman dan keganasan di mana-mana. Tetapi sekadar untuk berkongsi suatu yang dikatakan orang sebagai syahid dan ingin melihat dengan lebih dekat wajah-wajah mereka yang digelar syuhada' setelah dipaparkan begitu banyak di laman-laman web dan blog.
Sebelum itu aku ingin berkongsi tentang satu hadis Rasulullah SAW yang bermaksud:
"Orang yang mati syahid tidak merasakan sakitnya terbunuh kecuali sakitnya seperti dicubit."
HR at-Termizi, an-Nasa'i, ad-Darimi dengan sanadnya hasan.
Firman Allah swt,”Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan kurnia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kebimbangan terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergembira dengan nikmat dan kurnia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (Ali Imran : 169 – 171)
Bila melihat mayat kedua-dua insan ini, hatiku tersentak sebab aku tidak melihatnya seperti mati melainkan sedang tersenyum dan berkomunikasi. Subhanallah!
(Dari laman ini)
Tiada kata yang terucap melainkan kalimat takbir, Allahu Akbar atas keadaan jenazah ketiga-tiga syuhada Bali. Betapa tidak, ketiga-tiga syuhada tersebut sangat jelas menampakkan tanda-tanda sebagai syahid seperti yang biasa ditemui di medan peperangan, meskipun mereka 'tidak sedang berperang' melawan musuh Islam.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya pejabat Berita Islam Muslimdaily.net mendapat izin dari pihak keluarga, yang diwakili oleh Bp. Ali Fauzi, untuk menyiarkan foto dua mujahid Bali iaitu Amrozi dan Ust. Mukhlas. Bp Ali Fauzi berpesan agar gambar ini disebarluaskan untuk memberikan bukti nyata atas misteri dan polemik yang terjadi ke atas Mujahid Bali, terutama Syuhada Tenggulun, berkenaan status mereka, apakah mati syahid atau tidak. Di samping itu memberikan hikmah nyata kepada seluruh kaum Muslimin bahwa perjuangan Islam yang mereka lakukan benar-benar ikhlas untuk meninggikan kalimat Allah, dan bukan sekadar untuk menunjuk-nunjuk.
Sebagaimana syuhada yang gugur dalam medan jihad, foto kedua syuhada Tenggulun itu kelihatan tersenyum dengan barisan gigi yang terlihat rapi. Apalagi yang terjadi dengan Amrozi. Senyuman khas "The Smiling Bomber" yang seiring dengan kedua mata yang terbuka, terlihat seakan-akan bertemu dengan sesuatu yang membuatnya kagum. Mungkin sepasang bidadari yang menyambutnya dengah ramah?
Keadaan yang tak jauh berbeza dengan jenazah Ust. Mukhlas. Ulama yang hebat berpidato ini memperlihatkan senyuman dengan mata yang juga terbuka. Wajah bersih pun menjadi petanda yang lain. Wajah bersih yang juga dimiliki oleh si "Mujahid Hacker," Imam Samudera @ Abdul Aziz. Imam memperlihatkan wajah tampan dan bersih, sama seperti dengan keadaan Ust. Mukhlas.
Disamping analisis foto ketiga-tiga Mujahid Bali tersebut, keterangan dari orang ramai makin memperkuat bukti bahwa ketiga-tiga wira tersebut adalah para Mujahidin, mereka telah memiliki niat yang tulus dan menemui kematian sebagai seorang syuhada. Berikut adalah bukti dan persaksian dari orang ramai.
Perasaanku meronta-ronta untuk menyiarkan berita ini. Meskipun aku yakin bahawa masyarakat dunia telah tahu, namun aku rasa, aku ingin kongsikan juga untuk tatapan sahabat semua. Biarlah ianya merupakan cerita yang berulang-ulang. Versi ini akan aku paparkan dalam bahasa Malaysia untuk menampakkan sedikit kelainan.
Berita ini tidak ada kena mengena dengan sokonganku kepada aktiviti pengeboman dan keganasan di mana-mana. Tetapi sekadar untuk berkongsi suatu yang dikatakan orang sebagai syahid dan ingin melihat dengan lebih dekat wajah-wajah mereka yang digelar syuhada' setelah dipaparkan begitu banyak di laman-laman web dan blog.
Sebelum itu aku ingin berkongsi tentang satu hadis Rasulullah SAW yang bermaksud:
"Orang yang mati syahid tidak merasakan sakitnya terbunuh kecuali sakitnya seperti dicubit."
HR at-Termizi, an-Nasa'i, ad-Darimi dengan sanadnya hasan.
Firman Allah swt,”Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan kurnia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kebimbangan terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergembira dengan nikmat dan kurnia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (Ali Imran : 169 – 171)
Bila melihat mayat kedua-dua insan ini, hatiku tersentak sebab aku tidak melihatnya seperti mati melainkan sedang tersenyum dan berkomunikasi. Subhanallah!
(Dari laman ini)
Tiada kata yang terucap melainkan kalimat takbir, Allahu Akbar atas keadaan jenazah ketiga-tiga syuhada Bali. Betapa tidak, ketiga-tiga syuhada tersebut sangat jelas menampakkan tanda-tanda sebagai syahid seperti yang biasa ditemui di medan peperangan, meskipun mereka 'tidak sedang berperang' melawan musuh Islam.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya pejabat Berita Islam Muslimdaily.net mendapat izin dari pihak keluarga, yang diwakili oleh Bp. Ali Fauzi, untuk menyiarkan foto dua mujahid Bali iaitu Amrozi dan Ust. Mukhlas. Bp Ali Fauzi berpesan agar gambar ini disebarluaskan untuk memberikan bukti nyata atas misteri dan polemik yang terjadi ke atas Mujahid Bali, terutama Syuhada Tenggulun, berkenaan status mereka, apakah mati syahid atau tidak. Di samping itu memberikan hikmah nyata kepada seluruh kaum Muslimin bahwa perjuangan Islam yang mereka lakukan benar-benar ikhlas untuk meninggikan kalimat Allah, dan bukan sekadar untuk menunjuk-nunjuk.
Sebagaimana syuhada yang gugur dalam medan jihad, foto kedua syuhada Tenggulun itu kelihatan tersenyum dengan barisan gigi yang terlihat rapi. Apalagi yang terjadi dengan Amrozi. Senyuman khas "The Smiling Bomber" yang seiring dengan kedua mata yang terbuka, terlihat seakan-akan bertemu dengan sesuatu yang membuatnya kagum. Mungkin sepasang bidadari yang menyambutnya dengah ramah?
Keadaan yang tak jauh berbeza dengan jenazah Ust. Mukhlas. Ulama yang hebat berpidato ini memperlihatkan senyuman dengan mata yang juga terbuka. Wajah bersih pun menjadi petanda yang lain. Wajah bersih yang juga dimiliki oleh si "Mujahid Hacker," Imam Samudera @ Abdul Aziz. Imam memperlihatkan wajah tampan dan bersih, sama seperti dengan keadaan Ust. Mukhlas.
Disamping analisis foto ketiga-tiga Mujahid Bali tersebut, keterangan dari orang ramai makin memperkuat bukti bahwa ketiga-tiga wira tersebut adalah para Mujahidin, mereka telah memiliki niat yang tulus dan menemui kematian sebagai seorang syuhada. Berikut adalah bukti dan persaksian dari orang ramai.
- Salah seorang pengunjung yang kebetulan ikut hadir di kediaman Hj. Tariyem adalah Ust. Abdul Rachim Ba'asyir. Menyaksikan bahwa ketika keranda jenazah masuk dan kain penutup keranda dibuka, serentak tercium bau wangi yang tersebar ke seluruh ruangan. Kejadian ini sempat membuat kehairanan para tetamu yang hadir, kerana di dalam ruangan yang sempit tersebut udara sangat menyesakkan dimana pengunjung bertumpu dalam satu ruangan. Jika ia bau wangi dari minyak wangi, ia tak akan mampu mengalahkan bau badan para pengunjung dan tidak akan dapat memberikan aroma dengan kadar wangi yang sama." Allahu Akbar. Itu bukan bau minyak wangi. Bukan. Tapi bau wangi dari asy-syahid," kata beliau.
- Selain itu, masih menurut Ust, Abdul Rachim, ketika kain penutup wajah dari Ust. Mukhlas di buka, terlihat jelas bintik-bintik keringat menempel di bahagian muka. Keadaan yang sama terjadi dengan mereka yang masih hidup dan dalam keadaan ghairah. Seakan Ust. Mukhlas merasakan keghairahan yang sama yang dengan keghairahan yang dialami oleh para pengunjung beliau.
- Sebagaimana diulas oleh beberapa media nasional, seperti detik.com, nampak jelas terlihat fenomena datangnya tiga burung hitam di atas kediaman syuhada. Ketiga-tiga burung ini jelas bukan burung Gagak seperti yang banyak diberitakan di media, kerana memiliki leher yang panjang. Mereka datang begitu saja berputar-putar selama lebih kurang tujuh minit, dan kemudian pergi berpecah. Dua burung hitam terbang ke arah Timur, mereka seolah-olah menunjukkan diterimanya amalan jihad Ust Mukhlas dan Amrozi, dan satu burung hitam terbang ke Barat, sebagai petunjuk syahidnya 'Mujahid Hacker' Imam Samudera. Fenomena datangnya burung hitam ini sempat membuat suasana haru dengan teriakan takbir para pengunjung.
- Seperti kata-kata adik kandung Imam Samudera, Lulu Jamaludin, abangnya menampakkan keanehan ketika dimasukkan ke dalam liang lahat. Bau wangi juga tercium dari jenazah Imam. Selain itu luka bekas tembakan peluru tajam terus menerus mengalirkan darah segar. Aliran darah ini keluar seperti yang terjadi dengan seseorang yang masih hidup ketika terluka. Masih menurut Lulu juga, wajah abangnya lebih bersih dan tampan dari biasa.
- Berita terakhir yang baru diterima oleh salah satu kru muslimdaily.net. Beberapa hari yang lalu, tepatnya tiga hari setelah pemakaman Amrozi dan Ust. Mukhlas, keluarga Hj. Tariyem meminta beberapa orang untuk menjaga makam. Hal ini dilakukan untuk mengelakkan dari perkara-perkara yang tidak diingini. Di antara mereka yang turut menjaga adalah Sumarno, Baror, Rosyidin, Mashudi dan beberapa orang jawatankuasa pondok Al-Islam Tenggulun Lamongan. Mereka mengatakan mencium bau wangi keluar dari dalam kubur (makam). Bau wangi yang sama ketika mereka pertama kali membuka kain penutup jenazah syuhada. Namun, bau wangi ini bukan seperti bau dari minyak wangi yang biasa mereka pakai atau dipakai oleh orang kebanyakan.
Jelas sudah bukti yang diberikan oleh Allah s.w.t. melalui kebesaran-Nya. Walaupun banyak pihak yang membantah, memberikan suara sumbang dan menyokong pandangan massa untuk meminggirkan status para Mujahid Bali, serta membuat gangguan melalui pegawai kerajaan, namun Allah berkehendakkan yang lain. Dan siapakah sebaik-baik pembuat kerosakan? (far/MD)
No comments:
Post a Comment